JAKARTA--Aplikasi BlackBerry Messenger untuk Android yang tersedia di toko aplikasi Google, Play Store, sekarang sudah lebih baik dan bisa dijalankan di banyak jenis ponsel, tidak seperti waktu pertama dirilis 22 Oktober. |
Aplikasi BBM untuk Android hasil pembaruan terakhir yang disediakan BlackBerry Limited 24 Oktober, sekarang sudah bisa dijalankan di banyak ponsel, termasuk Lenovo A390 yang sebelumnya dinyatakan tidak kompatibel. Pengguna sekarang tidak perlu lagi mengunduh file APK untuk bisa menjalankan aplikasi itu di ponsel-ponsel mereka, tapi bisa langsung dari Play Store tanpa menemui banyak hambatan. Dengan mengunduh aplikasi itu melalui dan untuk Lenovo A390, ia dapat dipasang dan menjalankannya dengan lancar, termasuk untuk mengobrol dengan teman. Smartphone New Andomax yang sebelumnya tidak semua bisa menjalankan aplikasi itu, sekarang sudah bisa mengunduh dan menjalankan BBM dengan lancar. Bagi pengguna yang ingin mengunduh BBM untuk Android versi terakhir yang dirilis BlackBerry Limited 24 Oktober lalu, silakan klik link berikut: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bbm. Sumber :: ~ Indonesia Update |
Selasa, 29 Oktober 2013
BBM Untuk Android Makin Mudah Diunduh dan Diinstall Semua Merek Ponsel
Hebat... Film Animasi Karya Siswa SMK Diputar di 34 Bioskop!
JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai Kamis (24/10/2013) lalu
para pengunjung bioskop akan mendapatkan tontonan berbeda dari biasanya.
Mereka akan disuguhi sebuah mahakarya film animasi tiga dimensi atau
3D, yang berkisah tentang petualangan seorang anak. Lalu apa
istimewanya?
Film ini bukan film Hollywood garapan orang Barat,
yang selama ini sering menghiasi layar lebar Tanah Air, tetapi 100
persen karya anak bangsa. Lebih istimewa lagi, film ini dibesut oleh
para pelajar SMK.
Film berjudul Petualangan Si Adi ini
berdurasi 90 menit. Diproduksi oleh Batavia Pictures bekerja sama dengan
Castle Production, film bergenre komedi aksi ini menceritakan tentang
petualangan seorang anak SMK mencari pusaka-pusaka di Nusantara.
Ditemani oleh robotnya yang canggih, B10, mereka menumpas kejahatan yang
ditebarkan oleh Raja Kegelapan Kokar.
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Kemdikbud Anang Tjahjono mengatakan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendukung penuh
penayangan film ini, mulai dari proses pengembangan sampai eksekusi
akhir. Lebih dari itu, kata Anang, dukungan diberikan mulai dari
pemberian bantuan komputer ke sekolah sampai bimbingan yang diberikan
oleh guru.
"Prosesnya beberapa tahun, mulai dari film serial
sampai menjadi film layar lebar," kata Anang di Kemdikbud, Jakarta,
Senin (28/10/2013).
Anang mengatakan, pihaknya mendorong para
pelajar SMK untuk terus berkarya menghasilkan produk-produk bermutu.
Dengan terus mengasah kemampuannya, dia melanjutkan, para siswa akan
semakin pandai dan dapat bekerja sama dengan industri.
"Kalau bisa produknya tidak hanya untuk konsumsi praktikum, tapi bisa dinikmati (masyarakat)," ujarnya.
Adapun
sekolah yang terlibat dalam pembuatan film ini adalah SMKN 3 Kasihan
Yogyakarta, SMKN 5 Yogyakarta, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 2 Jepara, SMKN 9
Surakarta, SMKN Tunas Harapan Pati, SMKN 11 Surabaya, SMKN 4 Malang,
SMKN Bina Informatika Tangerang, dan SMK Pelita YNH Sukabumi.
Anang
menambahkan, setelah membuat film ini, para pelajar SMK tentunya
memiliki pengalaman lebih banyak. Hal ini, kata dia, bisa dijadikan
sebagai modal untuk bekerja di industri animasi atau bahkan berwirausaha
sendiri.
"Jadi, siswanya membuat industri perusahaan animasi
dengan bimbingan guru-gurunya. Targetnya, anak-anak menjadi
berwirausaha," ujarnya.
Nah, tunggu apalagi, segera sambangi
bioskop XXI dan 21 di kota Anda dan dukung terus kreasi-kreasi anak
bangsa! Kota-kota yang sudah mulai menayangkan adalah Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam,
Pekanbaru, dan Banjarmasin. Akan tayang juga di Kota Bogor, Semarang,
Solo, Malang, Binjai, Palembang, Samarinda, dan Makassar. (AGUNG/PIH)
Begini Caranya "Log Out" dan Ganti PIN di BBM Android
Tak seperti layanan chat lain, BlackBerry Messenger (BBM) tidak memberi kesempatan pengguna untuk "keluar" atau log out.
Log out di BBM sebenarnya berguna bila pengguna ingin log in dengan akun BlackBerry ID lain. Misalnya, log in menggunakan akun BlackBerry ID yang sebelumnya telah digunakan di ponsel BlackBerry. Sebab, saat pertama log in ke BBM lintas platform masih menggunakan BlackBerry ID baru untuk coba-coba.
Prosesi "keluar sesaat" ini juga berguna, misalnya pengguna sementara waktu tidak ingin dihubungi via BBM atau bisa juga saat ingin mengirit baterai.
Ternyata, ada trik sederhana untuk melakukan sign out dari BBM di Android. Sebelumnya, cara satu-satunya untuk log out adalah menghapus aplikasinya.
Caranya sangat mudah. Pertama, pilih menu "Setting" dari perangkat Android, lalu pilih "Apps". Kemudian, pilih aplikasi BBM, kemudian tekan tombol menu "Clear data".
Pada kondisi ini, aplikasi BBM Android sudah tidak aktif. Artinya, Anda sudah tidak dapat menerima pesan dari BBM.
Jika ingin kembali aktif BBM-an atau ingin log in dengan BlackBerry ID berbeda, jalankan kembali aplikasinya. Tampilan yang muncul adalah seperti pertama kali mengunduh aplikasi BBM, Anda diminta untuk memasukkan alamat e-mail.
Masukkan kembali e-mail yang terdaftar di BBM.com. Jika ditolak, Anda harus mendaftarkan alamat e-mail baru dan tentu harus mengantre kembali sampai memperoleh konfimasi dari BlackBerry agar dapat melakukan langkah selanjutnya.
Terakhir, Anda tinggal sign in dengan memasukkan alamat e-mail BlackBerry ID Anda.
Ganti PIN
Cara di atas juga berguna untuk "ganti PIN" alias membuat nomor PIN baru atau membuat akun BlackBerry ID baru.
Caranya, setelah melakukan prosesi log out seperti langkah-langkah di atas, masukkan e-mail yang terdaftar di BBM.com. Selanjutnya, klik "Create a BlackBerry ID", lalu isi data yang diminta, dan ikuti langkah-langkahnya sampai selesai.
Jika nomor PIN yang diperoleh tak sesuai keinginan, ulangi proses dari awal. Artinya, perlu beberapa alamat e-mail untuk sampai mendapatkan nomor PIN "cantik".
Proses ini juga bisa dilakukan jika ingin mengganti e-mail yang digunakan untuk BlackBerry ID. Tujuannya, agar alamat e-mail untuk log in BBM adalah alamat e-mail utama, yang biasa digunakan sehari-hari, sehingga mudah diingat dan tidak perlu menggunakan alamat e-mail yang berbeda-beda untuk log in sebuah layanan.
Sumber :: ~ Suara Indonesia
Sabtu, 19 Oktober 2013
Cisco Umi Telepresence menghadirkan Video Conference HD ke Ruang Keluarga
Cisco mengumumkan produk terbaru yaitu umi telepresence yang merupakan pertama untuk sistem video konferensi bagi keluarga dengan video HD. Cisco Umi terhubung ke sebuah televisi HD yang ada dan terhubung koneksi internet broadband untuk membuat sebuah komunikasi menggunakan video yang menjanjikan pengalaman baru.
Sistem Cisco Umi termasuk kamera HD, konsol dan remote control. Dapat terhubung ke jaringan baik melalui kabel Ethernet atau wireless. Pengguna juga dapat merekam video umi mereka sendiri , kemudian mereka dapat berbagi di Facebook, di YouTube, atau melalui email. Pengguna bahkan dapat tetap berhubungan dengan orang yang tidak memiliki umi dengan menempatkan dan menerima panggilan video dari komputer manapun dengan webcam dan video Google chat.
Baca selengkapanya...
Sistem Cisco Umi termasuk kamera HD, konsol dan remote control. Dapat terhubung ke jaringan baik melalui kabel Ethernet atau wireless. Pengguna juga dapat merekam video umi mereka sendiri , kemudian mereka dapat berbagi di Facebook, di YouTube, atau melalui email. Pengguna bahkan dapat tetap berhubungan dengan orang yang tidak memiliki umi dengan menempatkan dan menerima panggilan video dari komputer manapun dengan webcam dan video Google chat.
Perangkat Cisco Umi akan dirilis pada tanggal 14 November di US dan sekarang tersedia untuk pre-order sebesar $ 599. Sebuah biaya bulanan $ 24,99 dibutuhkan untuk panggilan umi terbatas, pesan video dan penyimpanan video.
Berikut tampilan UI dari Cisco:
Si Miskin Tidak Dilarang Sekolah...
KOMPAS.com — Pasal 31 Ayat (10) UUD 1945 menyatakan,
"Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan". Makna yang terkandung
dalam bunyi pasal itu tidak mengecualikan siapa pun, termasuk mereka
yang miskin.
Istilah "Si Miskin Dilarang Sekolah" tentu tidak
berlaku karena pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengucurkan bantuan dana pendidikan
melalui Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program BSM bahkan menjadi
satu dari enam program prioritas Kemendikbud pada 2014 nanti. Adapun
lima program prioritas lainnya ialah Pendidikan Menengah Universal
(PMU), Kurikulum 2013, peningkatan kualitas guru, rehabilitasi sarana
prasarana, dan afirmasi daerah 3T.
Program BSM adalah program
nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin
bersekolah dengan membantu mereka memperoleh akses pelayanan pendidikan
yang layak, mencegah putus sekolah, dan menarik siswa miskin untuk
bersekolah kembali. BSM juga ditujukan untuk membantu siswa memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran dan mendukung Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, bahkan hingga Pendidikan
Menengah Universal (PMU).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, tidak boleh ada alasan faktor
ekonomi menjadi penghalang anak mendapatkan layanan pendidikan.
"Karena itu, harus dipastikan semua anak dari keluarga miskin bisa bersekolah dan jangan sampai putus sekolah," tegasnya.
Program
BSM bersifat bantuan langsung kepada siswa, dan bukan merupakan
beasiswa. BSM diberikan berdasarkan kondisi ekonomi siswa, dan bukan
berdasarkan prestasi. Sementara beasiswa diberikan dengan
mempertimbangkan prestasi siswa. Dana BSM diberikan kepada siswa mulai
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, di sekolah-sekolah yang
berada di bawah naungan Kemendikbud maupun Kementerian Agama (Kemenag).
Pascapengurangan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM),
besaran BSM naik sebesar 10 persen. SD dan MI dari Rp 350.000/siswa per
tahun menjadi 450.000/siswa per tahun, sedangkan untuk SMP dan MTs dari
Rp 560.000/siswa per tahun menjadi Rp 750.000/siswa per tahun.
Sementara
itu, besaran BSM untuk siswa SMA, SMK, dan MA tetap berjumlah Rp 1
juta/siswa per tahun. Khusus untuk perguruan tinggi, BSM diberikan
dengan nama Bidikmisi (Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin).
Mahasiswa miskin yang mendapat Bidikmisi akan menerima bantuan
pendidikan minimal sebesar Rp 600.000/mahasiswa per semester atau Rp 1,2
juta per tahun.
Siswa SD penerima BSM langsung dapat sekolah di
SMP dan wajib mendapat BSM. Demikian juga setelah lulus SMP, mereka
dapat melanjutkan ke SMA dan wajib menerima BSM. Jika prestasi
akademiknya baik, siswa tersebut bahkan bisa mendapatkan beasiswa
Bidikmisi di perguruan tinggi.
Pendataan
Berdasarkan
data BPS tahun 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7–12
tahun mencapai 0,67 persen atau 182.773 anak; usia 13–15 tahun sebanyak
2,21 persen, atau 209.976 anak; dan usia 16–18 tahun semakin tinggi
hingga 3,14 persen atau 223.676 anak.
Provinsi terbanyak siswa
putus sekolah usia 7–12 tahun dan 13–15 tahun adalah Jawa Barat hingga
masing-masing 32.423 anak dan 47.198 anak. Pada usia 16–18 tahun,
distribusi putus sekolah terbanyak di Provinsi Jawa Timur mencapai
35.546 anak.
Karena itu, diharapkan, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota aktif mencari dan mendata anak putus sekolah. Anak-anak
tersebut wajib dikembalikan ke sekolah. "Harus ada gerakan mencegah anak
putus sekolah. Pemerintah ingin stop anak-anak putus sekolah karena
alasan apa pun," ujar Mendikbud.
Dana BSM dapat dimanfaatkan
siswa untuk membeli perlengkapan (misalnya buku pelajaran, alat tulis,
sepatu, dan tas), biaya transportasi ke sekolah/madrasah, dan uang saku
untuk sekolah. Dana BSM dapat dibatalkan jika siswa penerima BSM
berhenti sekolah, menerima beasiswa dari instansi atau sumber lain,
telah didakwa dan terbukti melakukan tindakan kriminal, dan tidak lagi
masuk dalam kriteria siswa miskin.
Sebagai program nasional
untuk rakyat miskin, manajemen BSM dilakukan bekerja sama dengan Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Anggota Pokja
Pengendali Program Bantuan Sosial TNP2K Dyah Larasati mengatakan, BSM
ditujukan kepada 16,6 juta anak usia sekolah. Lebih lanjut, ia
mengatakan, untuk mendapatkan BSM, rumah tangga penerima Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) cukup membawa KPS ke sekolah/madrasah tempat
siswa terdaftar untuk dicalonkan sebagai penerima manfaat program BSM.
Sementara
itu, beberapa hasil dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap
pelaksanaan Program BSM, kelemahan terdapat di ketidaktepatan penetapan
sasaran BSM. Hasil evaluasi itu menemukan banyaknya rumah tangga tidak
miskin yang menerima BSM.
Wakil Kepala Bidang SDM dan
Administrasi Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah
Mada (UGM) Pande Made Kutanegara mengatakan, anggaran atau alokasi biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh masing-masing rumah tangga
sesungguhnya cukup besar. Jika tidak ada upaya dari pemerintah, kelompok
rumah tangga miskin akan semakin sulit untuk mengenyam pendidikan.
"'Tidak
hanya akses, persoalan pendidikan juga merupakan persoalan aset. Jika
orang tidak mempunyai aset atau uang, dia tidak bisa bersekolah,'"
tuturnya.
Pande berharap, melalui skema KPS, rumah tangga miskin
yang menerima KPS dan memiliki anak usia sekolah berhak untuk
mendapatkan BSM.
Mari, Memerdekakan Pendidikan Kita!
KOMPAS.com - Merdeka dapat berarti terbebas dari
belenggu. Secara fisik, belenggu itu terlepas dari kaki, tangan, dan
pundak, sehingga seseorang mudah bergerak kemana saja.
Secara
psikologis, jiwa yang merdeka adalah jiwa yang terbebas dari
kekhawatiran, ketakutan, dan kesedihan. Juga dari kemalasan, iri dan
dengki, serta kekikiran. Dalam pemikiran, kemerdekaan dicirikan oleh
terbebasnya pendapat dari pendapatan.
Pemikir merdeka selalu
menyatakan sesuatu yang sesuai dengan hati nuraninya. Orang yang merdeka
dan pro kemerdekaan senantiasa berupaya memerdekakan setiap hal yang
membelanggu dirinya, lingkungannya, dan bangsanya. Ia tak betah melihat
sebuah masalah berputar di situ-situ juga. Ia selalu mencari solusinya;
bukan hanya gemar mempermasalahkan masalahnya.
Dunia pendidikan
kita, harus diakui, seperti tak henti dari berbagai masalah yang
membelenggunya. Dari masalah sarana prasarana, akses, hingga kualitas.
Mulai pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi semua terbelenggu
masalah. Padahal, sudah banyak terobosan telah dilakukan Kemdikbud untuk
mengeluarkan pendidikan dari berbagai belenggu yang membelitnya dan
sebelas di antaranya dipaparkan secara singkat di bawah ini;
Kesatu,
hingga awal 2011 banyak berita mengenai bangunan SD dan SMP yang rusak
berat, bahkan beberapa di antaranya ambruk. Untuk itu, Pemerintah
melaksanakanlah Program Penuntasan Rehab Sekolah Rusak Berat mulai tahun
2011.
Tak kurang dari 180.000 ruang kelas yang rusak berat
telah direhabilitasi hingga 2012 lalu. Program ini terus dilanjutkan
pada tahun-tahun berikutnya.
Kedua, penyaluran dana operasional
sekolah (BOS) pendidikan dasar (SD dan SMP) sering terlambat. Karena
itulah dikembangkan sistem penyaluran dana BOS yang langsung ke rekening
sekolah dengan pemantauan secara on line. Dengan demikian sudah tidak
terdengar lagi keluhan penyaluran yang terlambat. Disamping itu besaran
biaya per unit cost (per siswa) BOS pun terus ditambah.
Ketiga,
disamping dana BOS, untuk para siswa yang tidak mampu disediakan Bantuan
Siswa Miskin (BSM). Dana ini diharapkan bisa mengurangi beban biaya
personal siswa dari keluarga yang tidak mampu; di antaranya untuk
membeli sepatu, baju seragam, tas dan kebutuhan pribadi siswa lainnya.
Keempat,
hingga tahun 2012 angka partisipasi kasar (APK) SMA sederajat rata-rata
nasional baru mencapai 70%, angka yang rendah dibandingkan APK SMP
sederajat yang telah mencapi rata-rata nasional 97%. Jika ingin mencapai
97% juga dan tanpa terobosan maka baru terealisasi pada tahun 2040.
Akan
tetapi, dengan kebijakan Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang
dirintis pada tahun 2012 dan dijalankan penuh mulai tahun 2013 target
97% itu niscaya tercapai pada tahun 2020. Dalam PMU ini antara lain
terdapat program pembangunan ruang kelas baru (RKB) sekolah SMA dan SMK
serta pemberian dana BOS Sekolah Menengah (BOS SM).
Kelima,
dikeluhkan banyak orang bahwa biaya di perguruan tinggi negeri (PTN)
selalu naik setiap tahun. Bahkan biaya untuk program studi tertentu,
terutama kedokteran, terkesan "gila-gilaan". Karena itulah, mulai tahun
akademik 2013 ditempuh mekanisme uang kuliah tunggal (UKT) untuk para
mahasiswa baru PTN. Hal ini bisa dilakukan berkat disediakannya biaya
operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN). Jadi, BOS bukan hanya di
tingkat SD, SMP, dan SMA, melainkan juga di level PTN.
Keenam,
tampaknya seloroh “orang miskin dilarang kuliah” yang sempat populer
kini tak berlaku lagi. Kehadiran program Bidik Misi yang dimulai tahun
2010 telah mengantarkan lebih dari 100 ribu siswa dari keluarga miskin
bisa kuliah dengan beragam program studi dalam bidang ilmu alam, ilmu
sosial, dan humaniora.
Ribuan dari mereka tersebar di 80-an PTN
seluruh Indonesia. Selain biaya kuliahnya gratis, peserta Bidik Misi
juga memperoleh uang saku setiap bulannya. Beberapa di antara mereka,
termasuk yang kuliah di kedokteran, memperoleh IPK 4,0.
Ketujuh,
untuk meningkatkan akses ke pendidikan tinggi, juga dilakukan terobosan
dengan menegerikan sejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di
daerah-daerah terdepan Indonesia, mengembangkan akademi komunitas (AK)
dan mendirikan PTN baru. Dari 17 PTS, sudah 12 PTS yang dinegerikan
sejak tahun 2010 hingga 2013.
Untuk AK, satu kabupaten/kota akan
memiliki minimal satu AK. Sedangkan untuk PTN baru sedang dirintis
pendirian dua institut teknologi (satu di Sumatera dan satu di
Kalimantan) dan dua istitut seni dan budaya (satu di Kalimantan dan satu
di Papua).
Kedelapan, di tengah jumlah guru yang berlimpah,
daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal) justeru mengalami kekurangan
tenaga pendidik. Umumnya para guru lebih suka mengajar di daerah
perkotaan. Kerena itulah ditempuh kebijakan sarjana mengajar di daerah
terluar, terdepan, tertinggal atau SM3T.
Selain untuk menutupi
kekurangan guru, program ini juga menjadi wahana pemerataan kualitas
pendidikan di daerah 3T. Setiap tahun, sejak 2011, dikirim 3000-an
sarjana pendidikan untuk mengajar di terluar, terdepan, tertinggal.
Mereka adalah yang lolos ketahan-malangan dari ribuan calon peserta yang
mengikuti seleksi tulis dan pelatihan.
Kesembilan, khusus untuk
putera-puteri dari daerah yang belum mendapatkan layanan pendidikan
secara optimal, seperti Papua, dilaksanakan afirmasi pendidikan. Dalam
program ini, peserta afdik ada yang diterima di SMA/sederajat dan ada
yang kuliah di PTN di luar Papua, utamanya sekolah dan PTN di Jawa.
Kesepuluh,
banyak pengamat yang menyatakan bahwa pembelajaran yang ada terlalu
menekankan pada hafalan, kurang memberikan perhatian pada pendidikan
karakter disamping banyak membebani administrasi pengajaran pada guru.
Alhasil, pelajar dan alumni banyak yang terlibat dengan tindakan
asosial. Dalam konteks inilah Kurikulum 2013 patut ditempatkan sebagai
terobosan untuk memecahkan masalah pendidikan kita.
Selain
standar kompetensi lulusan (SKL) yang mengintegrasikan antara sikap,
pengetahuan dan keterampilan dalam setiap mata pelajaran, Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan active learning dalam proses pembelajarannya.
Ini dirancang untuk mendorong siswa agar mampu mengamati (observing),
menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting)
dan membentuk jejaring (networking) sehingga terbentuk generasi yang
kreatif, produktif dan afektif.
Administrasi pengajaran pada
guru pun jauh berkurang dalam Kurikulum 2013. Kreativitas guru tak lagi
dilihat dalam membuat silabus tetapi justeru dalam proses pembelajaran
yang aktif tersebut. Sementara buku pegangan guru dan siswa disediakan
pemerintah, menambah merdeka siswa, orang tua dan guru dari beban
pengadaan buku.
Kesebelas, banyak dikeluhkan akses terhadap
sumber belajar terbatas. Ada kendala distribusi dan daya beli. Karena
itu dilakukan terobosan penyediaan bahan ajar (buku) secara online
melalui layanan rumah belajar, termasuk di dalamnya buku-buku yang
digunakan dalam Kurikulum 2013 Sehingga mudah diakses kapan dan dimana
saja.
Kini, dengan banyaknya terobosan seperti itu, juga
terobosan lain yang belum diuraikan di sini, kita harapkan dunia
pendidikan akan semakin terbebas dari beragam masalah yang
membelenggunya. Itu sangat penting demi masa depan Indonesia. Lebih
penting lagi, kita seyogianya menjadi orang yang memerdekakan
pendidikan: setiap ada masalah yang menggelayuti sistem pendidikan kita,
sedapat mungkin kita berupaya mencari pemecahan masalahnya, bukan
mempermasalahkan masalahnya.
Kamis, 03 Oktober 2013
Komponen yang Dibutuhkan Dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK
Komponen-komponen
yang harus disiapkan untuk menerapkan pembelajaran berbasis TIK
yaitu:
1) Infrastruktur,
2) SDM, dan
3) Konten dan aplikasi.
1) Infrastruktur,
2) SDM, dan
3) Konten dan aplikasi.
1. Infrastruktur
Pengembangan
infrastruktur ICT pada lingkungan pendidikan di Indonesia sudah
dimulai sejak tahun 1995, juga tumbuhnya ICT Center disetiap
kabupaten/kota sejak tahun 2000, namun terlihat semakin
pesat sejak tahun 2006 dengan dikembangkannya Jejaring
Pendidikan Nasional (Jardiknas). Jejaring pendidikan nasional
adalah Wide Area Network (WAN) yang menghubungkan seluruh
kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota,
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Jejaring ini dibuat untuk
memperlancar dan mengoptimalkan arus komunikasi, data dan informasi
antar pelaksana pendidikan, sehingga data dan informasi menjadi lebih
optimal, lancar, transparan, efektif dan efisien.
Secara
umum, Jardiknas dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu:
a) Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi,
b) Zona Perguruan Tinggi, dan
c) Zona Sekolah.
a) Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi
a) Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi,
b) Zona Perguruan Tinggi, dan
c) Zona Sekolah.
a) Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi
Zona
ini menghubungkan kantor-kantor dinas pendidikan propinsi,
kabupaten/kota, PPPG, LPMP, Balai Bahasa, SKB dan institusi pendidikan
lainnya. Jaringan pada zona ini diprioritaskan untuk implementasi
transaksi on line Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan.
b) Zona Perguruan Tinggi (Inherent)
b) Zona Perguruan Tinggi (Inherent)
Zona
ini menghubungkan perguruan tinggi yang ada pada 33 propinsi, dan
disebut juga dengan Inherent (Indonesia Higher Education Network)
Jaringan ini diprioritaskan untuk pelaksanaan riset dan
pengembangan perguruan tinggi, sehingga menggunakan bandwidth yang cukup
besar.
c) Zona Sekolah
c) Zona Sekolah
Zona
ini akan dikembangkan pada tahun 2007 dan menghubungkan 6500 sekolah
dengan menggunakan teknologi ADSL. Zona ini dikembangkan dalam area yang
terbatas oleh kemampuan layanan ADSL yang dapat dicapai oleh PT Telkom
2. Sumber Daya Manusia
Pengembangan
SDM juga dilakukan Depdiknas sejak dilakukan sosialisasi tentang
Internet pada tahun 1999. Sejak saat itu banyak
pelatihan ICT, antara lain: Pelatihan Internet, SMK TI,
Networking, Pelatihan Multimedia, Ketrampilan kompter dan
Pengelolaan Informasi, hingga Java Education National Network, serta
pelatihan Jardiknas. Selain pelatihan, juga banyak disiapkan
pendidikan formal untuk peningkatan kompetensi guru, diantaranya :
S2 Magister TI Terapan, D4 TI, S2 Game Teknologi , D3 TKJ dll.
Jardiknas
adalah jejaring besar di Indonesia yang diakui oleh Dewan ICT Nasional
sebagai salah satu dari 7 Flagship ICT Nasional. Untuk mendukung peran
Jardiknas sebagai super highway bagi e-Learning dan e-Administration
Pendidikan Nasional, maka kebutuhan SDM yang cakap dan kreatif dalam
mengembangkan bahan-bahan ajar berbasis ICT dan memutakhirkan Data Pokok
Pendidikan dari titik-titik sekolah (SchoolNet) ke titik Pusat di
Depdiknas Jakarta. Untuk itulah Biro PKLN memandang penting
diselenggarakannya program Pelatihan Program berbasis ICT ini untuk
mengenalkan Jardiknas kepada Kepala, Guru, Tata Usaha,
dan Pustakawan Sekolah/Madrasah yang diharapkan dapat memenuhi
kapasitas content e-Learning dan e-Administration serta
kesinambungan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas).
3. Konten dan Aplikasi E-learning
a. Internet sebagai Media Pengajaran
Pemanfaatan
internet dalam dunia pengajaran akan membantu dunia
pengajaran meningkatkan kuantitas peserta didik. Akan semakin banyak
peserta didik yang dapat direngkuh melalui internet. Selain peningkatan
kuantitas, hal yang sama pun berlaku pada sisi kualitas. Seperti
disinggung diatas, peningkatan kuantitas peserta didik dapat
mendegradasi kualitas pengajaran yang diperolehnya. Pengadaan
teknologi internet, dapat menjadi salah satu antisipator
terhadap kemungkinan tersebut.
Titik
sentral pengajaran adalah hubungan antara pengajar dan peserta
didik. Pada metode pengajaran konvensional, hubungan antara pengajar
dengan peserta didik sangat erat, yang erat ini melibatkan fitrah
manusia sebagai manusia yang butuh sentuhan perasaan (empati)
dari pengajar dalam transfer pengetahuan. Oleh karena itu
kualitas pengajaran konvensional dikenal sangat baik dan mampu
menghasilkan manusia yang bukan hanya pandai, melainkan juga
terdidik. Sistem pengajaran semacam itu memang sangat baik. Akan tetapi
haruskah kita tetap bertahan pada pola lama tanpa melibatkan teknologi
di dalamnya?
Teknologi
internet mengemuka sebagai media yang multirupa. Komunikasi melalui
internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan
chatting) atau secara massa, dikenal one to many communition
(misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time
audio visual seperti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi
teleconference.
Berdasarkan
hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu mengadakan
karakteristik yang khas, yaitu (1) sebagai media interpersonal dan
massa; (2) bersifat interaktif; (3) memungkinkan komunikasi secara
sinkron maupun ansinkron (tunda). Karakteristik ini
memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu
secara lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media
konfensional.
TI
menunjang peserta didik yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu
untuk tetap bisa menikmati pengajaran. Metode talk and chalk,
nyantri, usrah dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui
e-mail, (mailing list). Metode ini mampu menghilangkan gap antara pakar
dan peserta didiknya. Suasana yang hangat dan nonformal pada mailing
list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif seperti peda metode
usrah.
Berdasarkan
uraian diatas, bisa dikatakan bahwa internet bukanlah
pengganti sistim pengajaran. Kehadiran internet lebih bersifat
suprementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya
saja bisa dimodifikasi kebentuk lain. Metode talk and chalk
mengalami modifikasi menjadi online conference. Metode nyantri
dan usrah mengalami modifikasi menjadi diskusi melalui
mailling list.
b. Web Portal Belajar dan Distance Learning
Tahap
awal pemanfaatan internet dalam pengajaran berbentuk model Web Portal
Belajar. Model ini menggunakan internet sebagai penunjang peningkatan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Jadi, peningkatan kualitas
pengajaran masih sangat mengutamakan tatap muka dikelas. Model Web
Portal Belajar menjadikan internet sebagai penyedia sumber belajar yang
bisa diakses secara online. Internet juga menjadi sarana bagi peserta
didik untuk meningkatkan komunikasi, baik sesama peserta didik, peserta
didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan kelompok lain
diluar institusi sekolah. Model ini meningkatkatkan kualitas
pengajaran yang diberikan diruang kelas karena terdapat pengayaan
materi, baik yang berasal dari kegiatan tatap muka dikelas maupun yang
ada di internet. Apabila pihak institusi pengajaran telah mampu
menerapkan model Web Portal Belajar maka institusi bisa mengembangkan
ke tahap selanjutnya yang disebut pembelajaran jarak jauh / distance
learning, pengajar dan peserta didik terpisah oleh waktu dan ruang.Walau
demikian, diskusi masih bisa dilaksanakan, baik secara sinkron
maupun asinkron. Seluruh kegiatan pengajaran dilakukan melalui
internet sehingga kegiatan tatap muka secara fisik tidak diperlukan.
Dalam distance learning, internet bukan hanya berperan sebagai
pendukung kegiatan pengajaran,melainkan juga faktor utama yang
menentukan jalannya pengajaran. Bagaimana tidak ? Tanpa koneksi
internet maka pengajaran tidak akan dapat berjalan.
c. Aplikasi Internet untuk eLearning
Internet
menyediakan banyak kemudahan bagi dunia pengajaran. Sebenarnya, suatu
institusi yang akan mengadakan pengajaran online tidak perlu
susah-susah membangun perangkat lunak untuk e-learning yang
dibutuhkannya. Telah tersedia berbagai pilihan aplikasi yang bisa
dimanfaatkan demi memperlancar jalannya proses pengajaran. Pilihan
aplikasi yang tersedia sangat beragam, mulai yang gratis (di bawah open
source project) hingga komersial (dibawah vendor tertentu). Ketika
memutuskan utuk menerapkan distance learning, yang harus dilakukan
pertama kali adalah memahami model CAL+CAT (Computer
Assisted Learning+Computer Assisted Teaching) yang akan
diterapkan. Beberapa model CAL+CAT, diantaranya adalah :
1. Learning Management System (LMS)
LMS
merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Kumpulan perangkat lunak yang ada didesain untuk pengaturan pada tingkat
individu, ruang kuliah, dan institusi. Karakter utama LMS adalah
pengguna yang merupakan pengajar dan peserta didik, dan keduanya harus
terkoneksi dengan internet untuk menggunakan aplikasi ini.
2.
Computer Based Training (CBT) / Course Authoting Package (CAP). CBT
adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran secara local
pada masing-masing computer peserta didik. Perangkat lunak ini juga bisa
diterapkan secara online. Kebanyakan pengguna menggunakannya secara
offline karena faktor bandwith yang dibutuhkan CBT untuk memproses
large video. CAP adalah perangkat lunak untuk mengembangkan lunak CBT.
3. Virtual Laboratory
ViLAB
adalah lingkungan dimana peserta didik dapat memperoleh
pengalaman praktis secara maya/virtual . ViLAB umumnya dipasang
secara offline pada masing-masing komputer peserta didik, namun sat ini
sudah banyak aplikasi online.
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi
dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda
dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi
tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas
sehingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk
mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televisi,
telepon, satelit dan jaringan komputer. Dengan demikian teknologi yang
secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan
makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (2000: 48) mengemukakan
bahwa pembelajaran berbasis teknologi pada hakikatnya merupakan
komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik di antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam
upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas
terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi
dan Informasi.
Mendayagunakan
teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai penelitian
baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan
ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis ICT dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Bersamaan dengan itu, pada generasi e–learning ini,
kesadaran masyarakat akan proses belajar mengajar dengan menggunakan
media ICT akan semakin besar. Berangkat dari keadaan tersebut, saat ini
juga merupakan waktu yang tepat untuk merangsang masyarakat agar
mulai menggunakan teknologi dalam upaya pengembangan sumber daya
manusia. Namun demikian, media pembelajaran berbasis ICT dan
pemanfaatanya berupa e–learning masih belum banyak dikembangkan dan
dimanfaatkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk lebih memberi perhatian pada
peningkatan kuantitas dan kualitas media pembelajaran berbasis ICT dan
pemanfaatannya di Indonesia.